Tulisan ini diambil dari FB Ayah Edy Parenting
JIKA ORANG TUA JUGA PUNYA
RAPORT, KIRA-KIRA NILAINYA RATA-RATANYA BERAPA YA ????
Sahabat komunitas tercinta berikut ini ada sebuah kisah renungan menarik yang
dikirim oleh sahabat kita:
Ditulis oleh Benedicta Carine
![]() |
Diambil dari sini |
Barusan saya berbincang dengan ART saya, dia minta ijin untuk pulang lebih awal
untuk ambil raport anaknya di sekolah. Lantas saya berpesan padanya, untuk tidak
perlu harapkan anak bagus di semua bidang, melainkan fokuslah pada apa yang jadi
keahlian anak. Bahwa setiap anak punya potensi dan minat yang berbeda-beda, tak perlu
dipaksakan.
Lantas ia pun bercerita, bahwa dia melihat anak tetangganya kepalanya pitak-pitak karena di potong rambutnya oleh ortunya sendiri. Alasan orangtua tersebut karena nilai
raport anaknya mengecewakan.
Mendengar itu hati saya tersayat, tak terbayang bagaimana PERASAAN anak tersebut;
MALU, MARAH, KECEWA, merasa diri TAK BERHARGA??
Tiba-tiba terbesit dalam hati saya, bagaimana biar adil jika bukan hanya anak saja
yg memiliki nilai-nilai rapor? Bagaimana jika sekarang anak-anak kita memiliki
KESEMPATAN untuk MEMBUATKAN nilai-nilai di Raport kita?
Hhmmmm..... Bagaimana ya kira-kira isinya?
- Agama (teori):
Nilai 9( hapal sekali isi kitab suci)
- Agama (praktek):
Nilai 4 ( mengajari tidak boleh berbohong, tapi setiap hari selalu bohong - mengatakan ayah/bunda
hanya ke warung sebentar, padahal pergi kerja sampai malam)
- Matematika. :
Nilai 5 (Tidak pandai berhitung. Tiap hari selalu bertanya : 'mama udah bilang
BERAPA KALI?? Kok ga nurut-nurut juga sih!!!!')
- PPKN :
Nilai 4 ( mengajarkan untuk taat aturan, tapi suka menyeberang jalan sembarangan, naik
motor ga pake helm, buang sampah sembarangan, ga mau ngantri, merokok di tempat
AC/Umum dll)
- Sejarah :
Nilai 8 ( suka mengungkit-ungkit masa lalu. 'Baru aja 4 hari yang lalu kamu pecahin Vas,
terus 2 hari lalu pecahin piring, eh sekarang gelas kamu pecahin, besok
apalagi??')
- Kesabaran :
Nilai 3 ( ngomel mulu kerjanya tiap hari)
- Olah raga :
Nilai 8 (jago sekali menampar, mencubit, memukul, menendang, menarik rambut
alias menjambak ketika marah.. Mungkin bisa dapat Medali Emas jika diikutkan di
Olympiade)
Kesimpulan:
*perlu belajar lebih sabar dan kendalikan emosi
*belajar mendengar, karena selama ini terlalu banyak bicara sepanjang hari
* harus lebih banyak belajar bagaimana berSOSIALISASI yang BAIK dengan ANAK
*belajar memberi diri sendiri KONSEKWENSI, karena selama ini sukanya hanya anak
saja yg dihukum ketika salah, namun kesalahan diri sendiri mudah sekali
ditoleransi..
* harus lebih RAJIN BELAJAR. Karena selama ini hanya anak yg disuruh rajin
belajar, tapi diri sendiri malah malas belajar - lebih suka nonton sinetron.
Para parents terkasih, mari kita renungkan bersama. Betapa kita sudah bertindak
sangat tidak adil kepada anak. Kita menuntut anak harus nurut, pintar di hampir
semua bidang, rajin belajar, sopan, anak harus sempurna, dan berbagai tuntutan
kita lainnya.
Sementara anak? Apa yg mereka tuntut? Hanya Perhatian, Pengertian, Penerimaan,
Contoh yg Baik.
Namun ketika mereka tak dapatkan semua itu dari kita, apakah anak ada 'Hak'
untuk marah - seperti di saat kita marah ketika anak tak sesuai tuntutan kita?
Tak ada, bukan?? Yang ada ketika anak 'rewel', berusaha sampaikan perasaannya,
kita malah makin mengomeli dia bahkan sampai ada yang 'dihukum' karena itu..
Apakah ini yg dinamakan ADIL??
Mari kita sama-sama merenungkan dengan hati nurani masing-masing.
0 comments:
Post a Comment