RSS

Friday, May 10, 2013

Homeschool Portfolio ---> FAQ


Pertanyaan seputar Portfolio bagi anak homeschool

Tulisan ini diambil dari sini :http://homeeducationspirit.blogspot.com/2006_08_01_archive.html

Gambar diambil dari sini

1. Apakah homeschooler memiliki rapor?
Sebagian besar tidak tetapi mereka memiliki portfolio. Maka dari itu kurang tepat apabila dikatakan orangtua akan sangat subjektif dalam menilai anak sehingga anak yang tidak mampu di beri nilai baik oleh orangtuanya sendiri/ orangtua bertindak curang dalam penilaian. Pada saat usia tertentu (kelas 7 ke atas – setara dengan SMP ke atas), sesuai dengan kemampuan dan kesiapan masing-masing anak, mereka mulai bisa mengambil ujian yang diselenggarakan oleh lembaga penguji independen yang berkualifikasi. Biasanya hasil ujian ini yang dipakai sebagai salah satu syarat masuk universitas (selain syarat khusus lain dari universitas misalnya `placement test’ universitas itu sendiri).

2. Apa itu portfolio?
Porfolio bisa diibaratkan seperti `learning journey scrapbook’ darihomeschooler. Perjalanan belajar dari homeschooler terekam di sana, kelebihan dan kekurangan homeschooler, kehebatan dan kesalahannya, kemajuan dan kemundurannya.

3. Apa guna portfolio?
Pada jenjang pendidikan dasar, portfolio selain berfungsi sebagai buku kenangan, juga berfungsi untuk menginventarisasi proses belajar homeschooler untuk kepentingan internal orangtua atau untuk kepentingan eksternal, misalnya pindah ke sekolah biasa, atau barangkali untuk kebutuhan pelaporan pada instansi tertentu (diI ndonesia belum ada aturan khusus). Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, portfolio ini akan lebih berbentuk seperti Curriculum Vitae (CV) dari homeschooler. Biasanya beberapa universitas ada yang mensyaratkan adanya portfolio ini selain hasil ujian berstandar dari lembaga independen dan `placement test’.

4. Apa saja yang perlu dicantumkan dalam portfolio?
Karena setiap homeschooler memiliki karakteristik berbeda, isi portfolio juga sangat bervariasi. Beberapa poin yang biasanya adadalam portfolio:
a. Lembar kerja homeschool (beberapa sample atau keseluruhan)
b. Daftar buku yang telah dibaca
c. Daftar majalah/koran yang dibaca secara regular.
d. Daftar software/CD/DVD/Video yg pernah dipakai sbg media belajar
e. Kegiatan “hands on” yang pernah dilakukan (dokumentasi dan report)
f. Project yang pernah di buat (dokumentasi dan report)
g. Field trip yang pernah dilakukan (dokumentasi dan report)
h. Buku/karangan/essay/puisi yang pernah ditulisi. Hasil karya seni/keterampilan
j. Rekaman audio/video: kemampuan vocal, musik yang pernahdimainkan, lagu yg pernah dikarang, kemampuan membaca berita,membaca puisi, mengisi suara, menjadi penyiar/reporter, bercerita,bermain drama, olah gerak, dll
k. Klub yang diikuti: misal sepakbola, menari, musik, drama,bahasa, dsb
l. Course yg pernah diikuti: misal memasak, menjahit, distance learning chemistry course, rainforest course, menyelam, dll
m. Penghargaan yang pernah diperoleh
n. Organisasi dimana homeschooler terlibat
o. Kerja praktek: nama perusahaan/badan, lama kerja, deskripsi pekerjaan
p. Kewirausahaan: misalnya berjualan/berdagang, babysitting, penitipan binatang peliharaan, mencuci mobil, beternak ikan hias, dll
q. Kerja sosial (community service): misalnya pernah membantu di penjara, panti asuhan, ikut kegiatan kebersihan lingkungan, menggalang dana, dsb
5. Untuk periode berapa lama portfolio di buat?
Setiap keluarga memiliki preferensi yang berbeda, tetapi biasanyaportfolio ini di buat setiap tahun secara terpisah. Dari masa satutahun tersebut, ada yang memilah portfolionya berdasarkan satuanwaktu yg lebih kecil, misal minggu/bulan ada yang lebih sukamemilahnya berdasarkan subyek pelajaran atau bahkan tema pelajaran.

6. Seperti apa bentuk fisik portfolio?
Bentuk yang paling umum adalah `file binder’ biasa atau lembaran-lembaran yang dijilid seperti buku. Seiring dengan perkembanganteknologi, banyak juga keluarga yang membuat portfolio ini dalambentuk CD/DVD/Flashdisk juga webpage.

7. Apa keuntungan penggunaan teknologi dalam pembuatan portfolio?
Tampilan bisa dirubah-rubah sesuai kebutuhan.
Bisa digandakan dengan biaya sangat murah untuk berbagai kepentingan.
Sangat mengakomodasi bagian dari portfolio yg berbentuk gambar bergerak, suara, digital art, animasi.
Transfer/pengiriman ke institusi terkait atau bahkan untuk sekedar dibagi kepada kakek dan nenek mudah dilakukan, cepat dan murah.
Secara keseluruhan portfolio bisa disajikan dengan lebih menarik dan dengan sistem `back up’ yang baik portfolio bisa sesering mungkin dibuka tanpa takut robek, basah, lecek atau hilang.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Free Blooming Red Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com